Wednesday, October 21, 2015

Belajar dari Drama Korea (MISAENG = Incomplete Life)

Dimana pun itu, hidup adalah perjuangan. Kaya atau miskin, pintar atau bodoh, beruntung atau kesialan, that’s a life. Setiap manusia punya cara sendiri untuk bertahan. Dalam hidup kita dipaksa untuk kuat, untuk menerima segala tindak tanduk kurang menyenangkan dengan hati yang lapang. 

Drama Korea Misaeng ini diangkat dari cerita bergambar (komik) dengan judul yang sama, memiliki rating cukup tinggi, dan membuat saya tertarik untuk nonton, meski pun lamaaaa sekali untuk menghabiskan 20 episode nya, karena saya bukan tipikal penonton drama yang “penasaran dan tak bisa berhenti”. Pola saya dalam menonton drama itu tergantung mood dan seberapa menarik drama tersebut. Paling cepat saya menghabiskan episode drama korea yaitu 2-3 hari, tidak pernah 1 hari. Karena banyak hal lain yang perlu saya lakukan. Bukannya tidak menarik, saking menariknya drama ini harus saya tonton sendiri, senyap, sepi, biar konsentrasi dan dapat feel “business study” nya.

Drama Misaeng mulai saya download dan tonton sekitar bulan Juni 2015 dan sekarang di bulan Oktober saya baru lanjut hingga 15 episode (luama banget ya). Alur cerita nya sangat bagus, tentang how hard working life is, especially in Korea, and Multinational basis Company, dengan akting para karakter yang begitu menjiwai dan intrik company politic yang begitu natural. Terlebih lagi Im Siwan sebagai karakter utama yang merupakan member ZE:A paporit saya :p 

















Saya sering sekali mendengar bahwa kehidupan sekolah dan kerja di Korea itu begitu berat. Sedikit banyak kehidupan Universitas juga, tapi mungkin berlaku untuk universitas negeri sekelas SNU dan negeri yang bergengsi. Sedangkan para pelajar dan pekerja disana harus banting tulang dan memeras otak serta mental sekeras baja untuk menghadapi hidup dan menyiapkan masa depan. Tak heran di negara sana tingkat bunuh diri yang disebabkan oleh stress sangat tinggi. Kembali ke ceritanya, dikisahkan seorang pria bernama Jang Geu Rae (Im Siwan), yang awalnya bekerja part time di berbagai tempat, berasal dari keluarga biasa saja, ayahnya sudah meninggal. Dia mendapatkan koneksi untuk masuk sebuah perusahaan Multinasional yang termasuk dalam 5 perusahaan terbesar kelas dunia bergengsi yang bernama “One International” berbasis di Seoul, Korea. Orang yang bisa masuk ke perusahaan tersebut tidak main-main, lulusan Universitas negeri ternama, atau bahkan lulusan luar negeri dengan predikat GPA yang menunjang, skill yang mumpuni, dan kemampuan beradaptasi yang baik. Bahkan untuk masuk sebagai Intern, seleksinya begitu ketat, mulai dari CV hingga final presentation yang akan dihadapi untuk menentukan lulus tidaknya mereka menjadi pegawai tetap. Tidak heran, si pria yang polos dan tak tahu apa-apa, bukan sarjana, dan tidak punya kelebihan apa pun ini, kerap kali menjadi omongan seisi kantor tersebut. Dinilai sebagai tindak nepotisme, di tambah tidak punya kapabilitas yang baik untuk bekerja di perusahaan ternama itu. Jang Geu Rae sering kali disindir, dilabrak, diperintah seenaknya oleh pekerja lain. Bahkan atasan dan rekan kerja dalam divisi nya sendiri pun pada awalnya sangat terganggu dengan kehadiran dia di perusahaan, karena pekerja baru/Intern seharusnya meringankan tugas dan menambah nilai dalam tim, kali ini Jang Geu Rae justru seolah-olah menambah pekerjaan mereka. Jang Geu Rae bukan tidak pintar, dia adalah seseorang yang unik. Dahulu dia adalah pemain “Baduk”, permainan Korea semacam catur, yang membutuhkan permainan strategi dan pengalaman yang ahli dalam memainkannya. Tetapi, semenjak ayahnya sudah tiada, dia berhenti bermain Baduk. Merasa tidak memiliki kemampuan di perusahaan, Jang Geu Rae mulai belajar tentang istilah-istilah dalam bisnis, belajar mengorganisir file-file, bahkan menggunakan mesin foto kopi dan mengisi kertasnya. Dengan tekun dan sabar menghadapi para rekan kerja yang meremehkan dia, Jang Geu Rae tetap belajar dan berusaha berinisiatif dengan membantu pekerjaan dalam tim nya. Berkat keuletan dan otaknya yang cerdas, dia pun dapat menghapal istilah-istilah bisnis, dan layaknya kamus bisnis berjalan. Hingga pada masa akhir pelatihan intern, diadakan presentasi akhir para peserta magang dengan tugas menjual sebuah barang yang harus dibeli oleh partner presentasi masing-masing. Singkat cerita ada 4 orang yang pada akhirnya lulus menjadi pegawai di perusahaan tersebut. Sedangkan Jang Geu Rae lulus pula karena presentasi yang mengesankan, namun ia hanya menjadi pegawai kontrak, karena background pendidikan dan pengalaman yang kurang dari peserta lain.

Drama ini tidak hanya menceritakan kehidupan si pemeran utama saja, ketiga peserta intern yang lanjut sebagai pegawai One International. Ahn Yeongi, gadis pintar yang sangat perfeksionis dan kaku, pada awal masa intern dia begitu di”puja” karena skill bahasa dan bisnis nya yang luar biasa. Namun setelah menjadi pegawai, dia justru diperlakukan seenaknya oleh atasannya dalam divisi HR. Namun, menurutnya salah satu caranya untuk bertahan adalah dengan menurut, dan melakukan sesuatu sebaik mungkin, meski harus menahan emosi ketika atasan mulai bertindak bossy dan terkadang mempermasalahkan gender. Jang Baek Gi, pria pintar yang pada masa intern juga kerap menerima pujian karena hasil kerjanya yang bagus, kemudian harus merasa gondok ketika atasan barunya di tim Baja hanya menginstruksikannya untuk mengerjakan pekerjaan kecil dan sepele, seperti meng-edit laporan, menyortir data, produk, dan lainnya. Sempat pula dia ingin resign dan menerima pekerjaan yang menurutnya akan lebih menghargai kinerja nya, tetapi niat resign nya dibatalkan karena sesuatu (nonton saja ya :p). Tokoh selanjutnya yaitu Han Seokyul, awalnya dia justru Intern yang dinilai “makan gaji buta” yang bekerja di pabrik dan kerjanya hanya santai, tapi di pertengahan cerita, dia adalah seorang pegawai yang dapat diandalkan dengan kelebihannya berbicara dan negosiasi, tapi tantangannya kali ini adalah atasannya yang sangat menyebalkan dan bikin siapa pun yang nonton ikutan pengen nonjok, hahaha.



Kembali ke kisah pemeran utama, karena tingginya etos kerja Jang Geu Rae, dia selalu terlibat dalam setiap aktifitas bisnis divisi nya yaitu Tim Sales 3, bahkan berperan penting dalam membongkar kasus korupsi dalam tim tersebut. Manager dan rekan kerja yang kompak membuat divisi ini cukup dikenal, meski sebenarnya divisi ini memiliki nama yang tidak cukup baik dan dihindari oleh karyawan baru. Kemudian karena pola pikirnya yang tidak biasa, dia menyarankan sebuah proyek yang sempat gagal karena skandal korupsi, untuk dimunculkan kembali. Atas pemikirannya tersebut yang sempat menuai kontra, pada akhirnya nama nya menjadi cukup dikenal dalam perusahaan itu. Singkat cerita, proyek tersebut berjalan sukses dan mendapat perhatian dari Direktur Utama perusahaan. Direktur Utama perusahaan tersebut memberi tantangan kepada divisi mereka untuk menghidupkan kembali proyek trade dengan negara China sempat gagal dan cukup beresiko. Bersamaan dengan itu, masa kontrak kerja Jang Geu Rae sudah hampir habis, tidak ada yang dapat diperbuat oleh manager nya selain mengambil proyek tersebut. Jika berhasil, maka ia akan diberi wewenang untuk melakukan apa pun demi peningkatan kinerja divisi nya, termasuk mengangkat Jang Geurae menjadi karyawan tetap. Permasalahan demi permasalahan datang, hingga pada akhirnya proyek tersebut gagal dan membuat Direktur Utama One International tersebut dipindahtugaskan ke kantor cabang, Tak lama kemudian Manager Tim Sales pun resign dari One International. Bagaimana kelanjutannya? Nonton ya makanya.. :)

Drama ini ngena banget buat para workaholic and somebody who have high spirit in pursuing their career. Banyak hal yang dapat dipelajari dalam drama ini, ketekunan, kesabaran, dedikasi, sportifitas, kejujuran, dan sebagainya. International business students and Corporation’s workers are recommended to watch this. Politik kantor yang benar kerasa, sikut-sikutan antar kolega, tim yang solid atau yang seenaknya sendiri, dan yang terpenting kekuatan mental seorang employee. Dalam drama ini saya menyadari betapa pentingnya skill, dikombinasikan dengan keinginan kuat dan kesediaan untuk belajar, serta menekan ego dan kesombongan diri. Seperti dalam kisah Jang Baek gi yang diperintah oleh atasannya untuk mengerjakan pekerjaan kecil yang membuat dia kesal, padahal pekerjaan tersebut dapat berdampak fatal untuk kedepannya, seperti mengetik laporan sesuai dengan format profesional, menggunakan istilah-istilah bisnis, dan menyingkat laporan/beberapa kalimat menjadi lebih efisien. One of my favorite scene adalah ketika para karyawan baru dipanggil oleh Manager Tim Sales 3 (Oh Sang Sik) untuk mengerjakan proyek salah satu rekan sejawat beliau yang sedang sakit, agar dia tidak jadi resign dari kantor, jadi para muda-mudi karyawan baru ini kerja bareng saat weekend, Pak Manager nya sewa kamar hotel besar, dan kerja deh disitu. Seru bet deh :D


















Jadi ingat pesan dosen pembimbing saya saat skripsi, bahwa skripsi atau tugas akhir adalah bukan segalanya, meski itu adalah karya (Masterpiece) yang kita buat, berbulan-bulan, riset sana-sini, kelimpungan cari teori, metode, dan lainnya. Tapi, pada saat sidang, selain mempertahankan argumen yang kita punya, sebaik-baiknya yang harus kita lakukan adalah “mendengarkan” masukan dan komentar dari dosen penguji. Dosen penguji tentu sudah lebih berpengalaman, skripsi kita belum ada apa-apa nya dibanding dengan belasan atau bahkan puluhan penelitian dan pembelajaran yang sudah mereka jalankan. Kita sebagai “fresh graduate, new employee, or junior in our new place” sudah seharusnya bersikap rendah hati, mau belajar, dan melawan ego pribadi.


Bukan yang paling pintar, tapi yang bersungguh-sungguh, rendah hati, serta senantiasa mau belajar adalah sikap yang seharusnya kita punya untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan dan pekerjaan baru. Semoga segera diwujudkan drama Misaeng season 2 dengan intrik dan plot yang lebih mengesankan. Good luck in living your life!

No comments:

Post a Comment