Thursday, April 21, 2016

Lima Paragraf di Hari Kartini

Sejak lepas masa sekolah, ga ada lagi cerita kemeriahan hari Kartini yang ngangenin itu. Meski pun saya tidak bermaksud untuk merayakan, tapi kangen juga dengan acara yang diadakan dari SD atau bahkan sekarang dari TK sampai sekolah menengah atas untuk memperingati hari Kartini. Setiap tanggal 21 April menjadi salah satu hari yang menyenangkan sekaligus me-rempongkan bagi murid, karena bebas dari pelajaran untuk satu hari dan biasanya kita akan tampil beda dengan mengenakan kebaya atau pakaian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, pakai kebaya dah tuh seharian sambil upacara. Acara selalu dimeriahkan dengan banyak lomba, seperti lomba busana daerah, lomba memasak, sampai cerdas cermat. Semua kegiatan itu bertujuan untuk melatih kerjasama dan menambah keakraban warga sekolah, serta mananamkan sikap nasionalisme dengan mengingat jasa tokoh nasional terdahulu. 

Raden Ajeng Kartini adalah sosok wanita dari keluarga ningrat dengan segala keterbatasannya dalam berkarya pada zaman itu beliau dapat menjadi tokoh nasional yang diingat jasanya hingga sekarang atas gagasan besar yang ditujukan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Salah satu sikap yang harus kita tiru dari sosok Kartini adalah semangatnya untuk belajar dan ingin semua wanita dapat lebih memiliki kesempatan dalam menuntut ilmu. Kehidupan wanita pada masa itu sangat jauh terkekang dibanding zaman sekarang. Saat ini wanita memiliki kesempatan yang sama dengan pria dalam menyampaikan pendapat serta menuangkan kreativitas, bahkan menjadi figur yang dikenal serta dipandang oleh warga Indonesia dan dunia. 

Tokoh wanita berjasa tidak hanya ada pada zaman penjajahan saja, pada zaman nabi dahulu pun banyak pejuang-pejuang wanita hebat yang berilmu, berakhlak mulia, bahkan terdapat beberapa pejuang wanita yang terjun ke medan perang karena keahliannya dalam memanah, berkuda, dan menggunakan pedang, serta menjadi dokter untuk mengobati para korban perang. Nusaibah adalah merupakan sahabat nabi yang turut terjun ke medan perang untuk melindungi Rasulullah SAW karena kemahirannya dalam menggunakan pedang. Ada pula Khaulah binti Azur yang memiliki keberanian tinggi dan mahir berkuda serta semangat tingginya dalam berjihad di jalan Allah. Selain itu teladan kita Ibunda Khadijah yang mantap dalam perekonomian dan bisnisnya serta Aisyah dengan kecerdasannya, mengajarkan kita bahwa wanita memiliki kelebihan-kelebihan yang bila dipergunakan sebaik-baiknya dapat memberi manfaat bagi sekitarnya.

Dengan adanya emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh R.A. Kartini yang hingga saat ini membawa perubahan besar bagi kemajuan kaum wanita khususnya di Indonesia, diharapkan para wanita dapat menggunakan hak nya saat ini untuk belajar dan menebar ilmu serta manfaat dalam kebaikan, bukan menyalahgunakannya dengan merendahkan diri sendiri atas nama emansipasi dan bukan untuk mendapat pengakuan untuk menjadi lebih hebat dari kaum lelaki. 

Sebaik-baiknya wanita adalah yang bertaqwa, baik akhlaknya, serta tidak melanggar fitrahnya, menjadi pintar dan berpenghasilan tinggi adalah poin plus dari Allah swt. Untuk wanita-wanita Indonesia, jangan rendahkan dirimu, penuhi hak mu dengan ibadah dan berilmu, jangan jadikan emansipasi sebagai alasan untuk keluar dari kodrat kita ya. Selamat belajar dan berjuang dalam kebaikan!

google image

No comments:

Post a Comment